Jumat, 01 Maret 2019

Self-acceptance, kenapa sulit ya?


‘’Kenapa ya gue nggak bisa sepintar dia?’’
‘’Kenapa ya gue nggak secantik dia?’’
‘’Kenapa sih gue masih gini-gini aja?‘’
dan masih banyak ‘’kenapa’’ yang lainnya.
Pasti kalian pernah bicara seperti itu kan? Hayo ngaku deh!

Kadang, kita terlalu sibuk untuk menjadi yang sempurna di mata orang lain, sampai kita lupa sama diri kita yang sebenarnya. Memang betul, di lingkungan kita sendiri pun tidak banyak yang dapat menerima diri kita yang asli. Tetapi, kalau kita selalu menunjukan hal yang ‘’palsu’’lalu kapan kita bisa menjadi diri sendiri?

KENAPA KITA SULIT UNTUK MENERIMA DIRI SENDIRI?
Menurut Elizabeth Hurlock, penerimaan diri adalah suatu tingkat kemampuan dan keinginan individu untuk hidup dengan segala karakteristik yang dimiliki dirinya. Individu yang dapat menerima dirinya diartikan sebagai individu yang tidak bermasalah dengan dirinya sendiri.  Menurut Abraham Maslow, individu yang sudah mencapai tingkat Self-actualization dalam Hierarki Kebutuhan, ciri-cirinya adalah dapat menerima dirinya dan orang lain apa adanya. Untuk mencapainya, tiap individu harus memenuhi setiap tingkatan Hierarki Kebutuhan dalam dirinya, sehingga dapat mencapai kebahagiaan pada tingkat puncak.

Kenapa kita sulit menerima diri sendiri? Karena, kita belum mampu untuk mencapai tingkat Self-actualization, sehingga kita selalu membandingkan kemampuan diri kita dengan kemampuan orang lain. Sadar tidak, kalau sebenarnya setiap manusia itu punya keunikannya masing-masing? Tetapi, sering kali kita lupa atau bahkan tidak menyadari hal tersebut. Sehingga, kita tidak percaya dengan diri kita sendiri.

‘’Kita kecewa dalam hidup ini, karena kita selalu
menaruh diri kita di bawah, dan selalu menilai kebahagiaan orang
menurut penilaian kita dari apa yang kita lihat.’’
– Adolf Hitler.

HMMM.. SEBERAPA PENTING PENERIMAAN DIRI ITU?   
Menurut seorang Psikolog Klinis Amerika, dr. Martin Seligman, Ph.D., kebahagiaan sesungguhnya merupakan hasil penilaian terhadap diri dan hidup yang berasal dari emosi positif dan diperoleh dengan aktivitas-aktivitas yang bersifat postif. Ingat ya, hidup ini bukan sebuah pertandingan, tidak ada yang menang ataupun yang kalah. Kalau kita ingin bahagia, kita harus berhenti untuk membandingkan hidup kita dan hidup orang lain dengan cara menerima diri kita secara seutuhnya. Yakin bahwa semua orang punya ‘waktu’ suksesnya masing-masing. Jadi, penerimaan diri itu sangat penting sebagai dasar untuk mencapai kebahagiaan.

LALU, BAGAIMANA CARA AGAR KITA DAPAT MENERIMA DIRI KITA SEUTUHNYA?
Seperti apa yang dikatakan oleh dr. Martin Seligman, Ph.D., bahwa kebahagiaan diperoleh dengan aktivitas-aktivitas positif. Simak berikut ini ya!

A. Masa LaluSebelum kita melangkah lebih jauh, kita harus memaafkan kesalahan yang terjadi di masa lalu. Kalau tidak, kita akan terus merasa bersalah dan tidak dapat melanjutkan hidup dengan tenang. Petik hikmahnya, semua hal terjadi karena sebuah alasan. Ikhlaskan atas semua hal yang telah terjadi walau tidak sesuai dengan harapan. Mulailah untuk bersyukur dengan hal yang sudah kita miliki saat ini.

B. Masa Sekarang. Kita harus membuat tujuan untuk setiap hal yang dilakukan, agar waktu kita tidak terbuang dengan sia-sia. Lakukan hobi kita di waktu senggang yang membuat bahagia, misalnya bermain alat musik. Belajarlah untuk menjadi pendengar yang baik, kurangi sifat mementingkan diri sendiri, dan berhentilah mendengar komentar negatif dari orang lain. Karena, belum tentu semua komentar dari orang lain itu benar adanya, kita wajib saring lagi mana yang harus di terima dan mana yang harus di hiraukan komentar tersebut. Hal terpenting adalah, cintai diri kita sepenuhnya. Jangan biarkan orang lain menyakiti, karena kita sangat berharga dan kita berhak untuk bahagia. Tidak ada yang bisa membuat kita bahagia, sampai kita sendiri bahagia dengan diri kita terlebih dahulu.

C. Masa Depan. Buatlah rencana untuk di masa depan dan ubah pandangan kita menjadi optimis. Percayalah, bahwa usaha tidak akan menghinati hasil. Kita harus terus bekerja keras untuk mewujudkan semua impian dan harapan kita di masa depan.

Jadi, cari tahu apa kekurangan dan kelebihan yang kita miliki, sehingga kita dapat mengetahui batas-batasan yang mampu kita lakukan dan menjadikan kekurangan tersebut sebagai bentuk hal 'unik' yang hanya di miliki oleh kita, serta tidak membandingkannya dengan orang lain. Agar kita dapat mengenal diri kita, serta dapat menerima dengan seutuhnya.

‘’Jika anda tidak pernah mengeluarkan potensi anda sesungguhnya, anda akan tidak bahagia seumur hidup anda.’’   
– Abraham Maslow.

Sekian penjelasan tentang self-acceptance dari saya, semoga kita semua dapat mencitai diri kita sendiri sebelum kita mencintai orang lain. :)
Artikel ini saya buat untuk memenuhi tugas kuliah dan saya ingin berbagi dengan kalian, semoga bermanfaat ya.

Samyang alias salam sayang dari,
Nabila.        
Hasil gambar untuk gif we bare bears bergerak